KONSEP DASAR KARAKTER
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pendidikan
karakter”
Dosen
pengampu:
“Dr. Muhammad Arif, M.A ”
Oleh:
Nikmatur Rohmah ( 933611013 )
No. hp :
085643988764
JURUSAN USHULUDDIN PRODI AKHLAK TASAWUF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2014
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia sudah tidak canggung lagi dengan mendengar istilah karakter. Karena
karakter adalah sesuatu yang dapat membedakan manusia dengan binatang. Namun
bebrbagai bentuk karakter manusia itu di sebabkan oleh beberapa factor dan berbagai
macam konsep untuk mendalami karakter tersebut.
Dalam perkembangan zaman
ini, karakter seorang individu sangat menentukan kemajuan hidup seorang
individu serta negaranya. Untuk itu karakter dapat dipelajari melalui
pendidikan yang khusus mempelajari karakter. Hal ini di fungsikan untuk
membentuk moralitas individu dinegara kita ini yang masih sangat krisis dan
lemah menjadi moral yang kuat dan juga memiliki tanggung jawab.
Karena dengan adanya krisis
moral tersebut sangat mengkhawatirkan masyarakat, terutama dalam sebuah
keluarga yang harus mengorbankan anaknya dalam pergaulan yang buruk dan tidak
menganggap adanya nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekitar. Untuk
itu sangat dibutuhkan pendidikan dalam mengatasi karakter tersebut.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan karakter?
2.
Bagaimana konsep
dasar karakter?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
karakter
Secara singkat, definisi
karakter atau akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari kata akhalaq-yakhluqu-akhlaaq artinya yaitu perangai,
kebiasaan, watak, dan peradaban yang baik, agama.[1]
Pengertian karakter sangat
banyak dan bermacam-macam dari kalangan para ulama dan ilmuwan, diantaranya
yaitu, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasikan seorang pribadi
(forester),sedang menurutal-Ghazali yaitu:
الخلق عبا ر
ة عن هيىئىة فى النفس را سخة عنها تصد ر الا فعا ل بسهؤ لة ؤ يسىر من غير حا جة
الي فكرؤ رؤ ية
Artinya :” Akhlaq adalah
ssuatu perangai (watak/tabiat) yang menetap dalam jiwa seseorang dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tetrtentu dari sirinya secara mudah dan
ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.”
Menurut
Ibnu Maskawaih yaitu:
حا ل لنفس دا عية لها الي افعا لها من غير فكر ورو ية
Artinya :” akhlak adalah
suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatn tanpa melalui
peertimbangan dan dipikirkan secara mendalam.”
Sedangkan menurut Abd. Hamid
Yunus:
الاخلاق هي صفا ت الا نسا ن الا دا بية
Artinya:” akhlak adalah
segala sifat manusia yang terdidik.”
Sifat alami seseorang dalam
merespons situasi secara bermoral (Thomas Lickona). dan sedangkan menurut
kemendiknas yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
berbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.[2]
Dari berbagai pendapat
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah mengenai sesuatu yang
ada dalam diri seorang manusia yang menyebabkan orang tersebut dapat disifati
yang dilakukan secara berulang kali dan tanpa paksaan atau tanpa disengaja.
Pengertian ini senada dengan sumber yang menyatakan “ charater is the sum of all the qualities that make you who are. It’s
your values, your thoughts, your word, your action” yang artinya karakter
adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, perkataan, dan perilaku, atau
perbuatan yang telah membentuk diri seseorang. Dengan demikian, karakter dapat
disebut sebagai jati diri seseorang yang telah terbentuk dalam proses kehidupan
oleh sejumlah nilai-nilai etis dimilikinya, berupa pola pikir, sikap, dan
perilakunya.”[3]
Istilah karakter memiliki
kedekatan dan titik singgung dengan etika. Karena pada umumnya orang menganggap
orang lain memiliki karakter baik setelah terbukti dengan etika yang
diakukannya dalam masyarakat. Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani Ethikos
yang diambil dari kata dasar ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat watak, akhlak, perasaan, sikap atau
cara berpikir. Namun, dalam perkembangannya etika sering disebut dengan adat
kebiasaan.
Sedang etika menurut arti
etimologi sering diidentikkan dengan moral yang berasal dari bahasa latin “
mos” yang bentuk jamaknya “ mores” yang berarti adat atau cara hidup. Meskipun
secara etimologi etika dan moral bersinonim, namun keduanya dapat dibedakan.
Etika lebih cenderung ke tingkah laku, sedangkan moral cenderung pada aturan
norma yang dipegang guna untuk mengatur tingkah lakunya.
Dapat kita lihat bahwa
manusia adalah tujuan bagi dirinya sendiri, karena segala tindakan manusia itu
berasal dari hati nurani manusia dan untuk mengangkat harkat martabat manusia
itu sendiri. Sehingga setiap manusia mempunyai kehendak untuk saling menjaga
harkat martabat mereka sendiri dengan menjaga moralitas dan perilakunya.
Seperti contoh seorang yang
bersikap dermawan, sifat ini timbul dari hati manusia untuk melakukannya
ataupun tidak, dan dari kebimbangan tersebut
akhirnya akan timbul sebuah
kehendak yang menghasilkan ketentuan untuk melakukan tidaknya. Dan dari
kehendak tersebut apabila di lakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan,
inilah yang dinamakan dengan akhlak. Sehingga akhlak ini tergantung dengan apa
yang dikehendaki tadi, apabila yang dihasilkan adalah hal yang baik, maka akan
menimbulkan akhlak yang baik. Dan sebaliknya, apabila yang dihasilkan adalah
hal yang jelek, maka akan menimbulkan akhlak yang jelek pula.
Karena pada dasarnya,
karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak
jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah “ Kacang
ora ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau
bamboo tempatnya melilit dan menjalar).[4]
Kecuali itu pada lingkungan,
baik lingkungan social maupun lingkungan alam yang ikut membentuk karakter
tersebut. Seperti contoh, di lingkunga pegunungan yang dingin dan sejuk,
penduduk cenderung bersifat kalem dan sopan. Sedangkan di lingkungan yang
gersang dan panas, penduduk cenderung bersifat keras dan dan tidak takut mati.
Akhlak menurut sifatnya
terdiri dari berbagai macam sifat, diantaranya yaitu akhlak yang
baik(mahmudah), akhlak yang buruk(madzmumah). Akhlak yang baik diantaranya
yaitu, amanah atau dapat dipercaya, benar atau jujur,rendah hati, malu, sabar,
pemaaf, dll. Sedangkan akhlak yang buruk diantaranya yaitu, pendendam,iri,
dengki, hasud, dll.[5]
Sehingga dari pernyataan
tersebut dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat karakter yang harus
dibentuk berdasarkan lingkungan yang ada di sekitarnya,. Untuk itu, dibutuhkan
pendorong dalam pembentukan karakter tersebut. Salah satunya yaitu dengan
mengansumsikan seorang anak dalam pondok pesantren. Karena dalam era saat ini
pondok pesantren tidak hanya sebagai sarana islamisasi, namun sebagai pencetak
kader ulama.
Dalam karakter juga terdapat
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini akhlak memiliki lima
jangkauan sebagai berikut.(i) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan
Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalm hubungannya dengan diri sendiri, (iii)
sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku
dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa, (v) sikap dan perilaku dalam
hubungannya dengan alam sekitar.
B.
Konsep Dasar
Karakter
Lickona mengemukakan bahwa
karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan tiga konsep
tersebut, dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan.[6]
Lickona pun menjelaskan
bahwa konsep moral memiliki beberapa komponen, yaitu: kesadaran moral,
pengetahuan nilai moral, pandangan ke depan, penalaran moral, pengambilan
keputusan, dan pengetahuan sendiri.
Sedangkan sikap moral
memiliki komponen tersendiri yaitu:
1.
Kata hati
Kata hati atau biasa disebut dengan hati nurani dapat mengetahui dan
menerapkan cara bertindak yang benar. Hati nurani yang kuat adalah suara hati
yang membantu kita membedakan hal yang baik dan yang buruk. Ini adalah landasan
yang kuat untuk mencapai kehidupan yang baik dan beretika.
2.
Rasa percaya
diri
Rasa percaya diri adalah rasa yang muncul dari efek yang kita kerjakan
apabila hal yang kita kerjakan adalah hal yang baik. Dan rasa ini menghasilkan
suatu kepuasan dan semangat tersendiri melalui hal yang baik. Dan sebaliknya
apabila kita melakukan sesuatu yang tidak baik, maka secara spontan kita akan
menjadi pesimis dan juga malu.
3.
Empati
Empati adalah memahami dan merasakan kekhawatiran orang lain. Empati
merupakan inti emosi moral yang membantu sesweorang memahami perasaan orang
lain. Sehingga emosi yang kuat mendorong seseorang untuk bertindak benar,
karena bias melihat kesusahahn orang lain. Dan dari adanya sikap tersebut akan
mencegah melakukan hal yang dapat melukai orang lain.
4.
Cinta kebaikan
Cinta kebaikan akan menimbulkan dan menunjukkan kepedulian terhadap
kesejahteraan dan dan perasaan orang lain. Sehingga dengan membiasakan
perbuatan cinta kebaikan akan menikmati betapa indahnya kebaikan yang kita
lakukan untuk orang lain.
5.
Pengendalian
diri
Pengendalian diri adalah mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat
menahan dorongan dari dalam maupundari luar, sehingga dapat bertindak dengan
benar berdasarkan hati nurani. Dan dapat menahan diri dari hawa nafsu sehingga
dapat berbuat sesuai hati dan pikiran.
6.
Dan kerendahan
diri
Rendah diri disini bukanlah kita merendahkan martabat di depan orang
lain, melainkan menghargai orang lain dengan berlaku sopan dan baik atau sering
disebut dengan rasa hormat. Rasa hormat ini adalah yang mendasari suatu tata
karma. Apabila kita ingin dihargai kepada orang lain sebagaimana kita
mengahargai orang lain, maka kehidupan didunia ini akan bermoral.
Perilaku moral terdiri dari komponen:
1.
Kemampuan
2.
Kemauan
3.
Kebiasaan
Kelengkapan moral yang telah dijabarkan tadi apabila telah dimiliki oleh
seseorang maka orang tersebut akan mempunyai pribadi yang tangguh dan kuat, dan
akan membentuk karakter yang baik dan unggul.
Dan dari situlah akan terwujud suatu insan yang dapat menjaga diri dan
moral yang baik serta dapat dipertanggung jawabkan. Karena dalam masyarakat
umumnya, suatu moral yang terdapat dalam diri seseorang akan dikaitksn dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Seperti contoh seorang anak yang telah dididik oleh orang tuanya
semenjak kecil dengan mengkonsumsikannya perilaku yang baik . maka lambat laun
anak tersebut akan selalu melakukan hal yang baik yang diajarkan oleh orang
tuanya. Sehingga masyarakat menilai perilaku tersebut adalah perilaku yang baik
dan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Untuk itu dari konsep dasar yang telah dijabarkan tadi, dapat
dipraktekkan dan di sebarkan dalam masyarakat sekitar kita guna menjadi penerus
bangsa yang berkarakter dan bermoral dengan baik dan juga dapat membuahkan
hasil yang baik pula.
Konsep dasar karakter di Indonesia, terdapat konsep dasar yang masih
alami, yaitu yang pertama konsep dasar
menurut adat dan kebudayaan, seperti halnya adat di jawa. Di jawa sangat
banyak karakter yang harus di sebar luaskan, yaitu seperti halnya wewarah yang
sering dilakukan orang tua kepada anaknya guna untuk mendidik karakternya. Dan
juga biasanya terdapat dalam lagu daerah. Misalnya yaitu lagu sluku-sluku
bathok.
Yang kedua yaitu, konsep dasar
karakter menurut agama. Di Indonesia terdapat berbagai agama karena banyaknya
suku dan adat. Untuk itu banyak pula konsep dasar yang dijadikan panutan di
setiap agama tersebut. Misalkan agama islam, pasti akan berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadits, dan sebagai uswatun hasanah yaitu nabi Muhammad Saw yang telah
menjadi pemimpin umat islam seluruhnya. Berbeda dengan penganut agama Kristen
yang lebih berlandaskan dengan kitab injilnya. Dan sedangkan agama hindu akan
berlandaskan dengan buku pegangan umat tersebut yaitu buku yang berjudul hak
asasi manusia dalam Hindu yang mengutip sejumlah surat dalam Yajurveda, dll.
KESIMPULAN
Karakter adalah
mengenai sesuatu yang ada dalam diri seorang manusia yang menyebabkan orang
tersebut dapat disifati yang dilakukan secara berulang kali dan tanpa paksaan
atau tanpa disengaja.
Akhlak menurut sifatnya terdiri dari berbagai macam
sifat, diantaranya yaitu akhlak yang baik(mahmudah), akhlak yang
buruk(madzmumah). Akhlak yang baik diantaranya yaitu, amanah atau dapat
dipercaya, benar atau jujur,rendah hati, malu, sabar, pemaaf, dll. Sedangkan
akhlak yang buruk diantaranya yaitu, pendendam,iri, dengki, hasud, dll.
Dalam karakter juga terdapat nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Dalam hal ini akhlak memiliki lima jangkauan sebagai
berikut.(i) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan, (ii) sikap dan
perilaku dalm hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam
hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan
masyarakat dan bangsa, (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam
sekitar. karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap
moral(moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan tiga
konsep tersebut, dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh
pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan
kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus wibowo, Pendidikan
Karakter,(Yogyakarta: pustaka pelajar, 2012),
Dr. Zubaedi,M.Ag, Desain Pendidikan
karakter(Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2012),
Muchlas samani dan hariyanto, konsep dan
model pendidikan karakter(bandung:Remaja Rosda Karya,2012),
Muhammmad arif, pesantren salaf basic
pendidikan karakter(Kediri:STAIN kedriri press, 2012),
Pengertian karakter bersumber dari www.Educationplanner.org
How to Play Baccarat, by Placing Your Baccarat
BalasHapusBaccarat is a popular variation 샌즈카지노 of baccarat that combines a number of wagers, including traditional choegocasino American and 바카라 사이트 European wagers.