Senin, 28 Desember 2015

konsep dasar karakter



KONSEP DASAR KARAKTER


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan karakter

Dosen pengampu: 
Dr. Muhammad Arif, M.A 
  

  
Oleh:
Nikmatur Rohmah      ( 933611013 )


No. hp : 085643988764
JURUSAN USHULUDDIN PRODI AKHLAK TASAWUF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2014

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah tidak canggung lagi dengan mendengar istilah karakter. Karena karakter adalah sesuatu yang dapat membedakan manusia dengan binatang. Namun bebrbagai bentuk karakter manusia itu di sebabkan oleh beberapa factor dan berbagai macam konsep untuk mendalami karakter tersebut.
Dalam perkembangan zaman ini, karakter seorang individu sangat menentukan kemajuan hidup seorang individu serta negaranya. Untuk itu karakter dapat dipelajari melalui pendidikan yang khusus mempelajari karakter. Hal ini di fungsikan untuk membentuk moralitas individu dinegara kita ini yang masih sangat krisis dan lemah menjadi moral yang kuat dan juga memiliki tanggung jawab.
Karena dengan adanya krisis moral tersebut sangat mengkhawatirkan masyarakat, terutama dalam sebuah keluarga yang harus mengorbankan anaknya dalam pergaulan yang buruk dan tidak menganggap adanya nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekitar. Untuk itu sangat dibutuhkan pendidikan dalam mengatasi karakter tersebut.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan karakter?
2.      Bagaimana konsep dasar karakter?









PEMBAHASAN

A.    Pengertian karakter
Secara singkat, definisi karakter atau akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari kata akhalaq-yakhluqu-akhlaaq artinya yaitu perangai, kebiasaan, watak, dan peradaban yang baik, agama.[1]
Pengertian karakter sangat banyak dan bermacam-macam dari kalangan para ulama dan ilmuwan, diantaranya yaitu, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasikan seorang pribadi (forester),sedang menurutal-Ghazali yaitu:

الخلق عبا ر ة عن هيىئىة فى النفس را سخة عنها تصد ر الا فعا ل بسهؤ لة ؤ يسىر من غير حا جة الي فكرؤ رؤ ية

Artinya :” Akhlaq adalah ssuatu perangai (watak/tabiat) yang menetap dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tetrtentu dari sirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.”
  Menurut Ibnu Maskawaih yaitu:
حا ل لنفس دا عية لها الي افعا لها من غير فكر ورو ية
Artinya :” akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatn tanpa melalui peertimbangan dan dipikirkan secara mendalam.”
Sedangkan menurut Abd. Hamid Yunus:

الاخلاق هي صفا ت الا نسا ن الا دا بية
Artinya:” akhlak adalah segala sifat manusia yang terdidik.”

Sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral (Thomas Lickona). dan sedangkan menurut kemendiknas yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang berbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.[2]
Dari berbagai pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah mengenai sesuatu yang ada dalam diri seorang manusia yang menyebabkan orang tersebut dapat disifati yang dilakukan secara berulang kali dan tanpa paksaan atau tanpa disengaja. Pengertian ini senada dengan sumber yang menyatakan “ charater is the sum of all the qualities that make you who are. It’s your values, your thoughts, your word, your action” yang artinya karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, perkataan, dan perilaku, atau perbuatan yang telah membentuk diri seseorang. Dengan demikian, karakter dapat disebut sebagai jati diri seseorang yang telah terbentuk dalam proses kehidupan oleh sejumlah nilai-nilai etis dimilikinya, berupa pola pikir, sikap, dan perilakunya.”[3]
Istilah karakter memiliki kedekatan dan titik singgung dengan etika. Karena pada umumnya orang menganggap orang lain memiliki karakter baik setelah terbukti dengan etika yang diakukannya dalam masyarakat. Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani Ethikos yang diambil dari kata dasar ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat watak, akhlak, perasaan, sikap atau cara berpikir. Namun, dalam perkembangannya etika sering disebut dengan adat kebiasaan.
Sedang etika menurut arti etimologi sering diidentikkan dengan moral yang berasal dari bahasa latin “ mos” yang bentuk jamaknya “ mores” yang berarti adat atau cara hidup. Meskipun secara etimologi etika dan moral bersinonim, namun keduanya dapat dibedakan. Etika lebih cenderung ke tingkah laku, sedangkan moral cenderung pada aturan norma yang dipegang guna untuk mengatur tingkah lakunya.
Dapat kita lihat bahwa manusia adalah tujuan bagi dirinya sendiri, karena segala tindakan manusia itu berasal dari hati nurani manusia dan untuk mengangkat harkat martabat manusia itu sendiri. Sehingga setiap manusia mempunyai kehendak untuk saling menjaga harkat martabat mereka sendiri dengan menjaga moralitas dan perilakunya.
Seperti contoh seorang yang bersikap dermawan, sifat ini timbul dari hati manusia untuk melakukannya ataupun tidak, dan dari kebimbangan tersebut  akhirnya  akan timbul sebuah kehendak yang menghasilkan ketentuan untuk melakukan tidaknya. Dan dari kehendak tersebut apabila di lakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan, inilah yang dinamakan dengan akhlak. Sehingga akhlak ini tergantung dengan apa yang dikehendaki tadi, apabila yang dihasilkan adalah hal yang baik, maka akan menimbulkan akhlak yang baik. Dan sebaliknya, apabila yang dihasilkan adalah hal yang jelek, maka akan menimbulkan akhlak yang jelek pula.
Karena pada dasarnya, karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah “ Kacang ora ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bamboo tempatnya melilit dan menjalar).[4]
Kecuali itu pada lingkungan, baik lingkungan social maupun lingkungan alam yang ikut membentuk karakter tersebut. Seperti contoh, di lingkunga pegunungan yang dingin dan sejuk, penduduk cenderung bersifat kalem dan sopan. Sedangkan di lingkungan yang gersang dan panas, penduduk cenderung bersifat keras dan dan tidak takut mati.
Akhlak menurut sifatnya terdiri dari berbagai macam sifat, diantaranya yaitu akhlak yang baik(mahmudah), akhlak yang buruk(madzmumah). Akhlak yang baik diantaranya yaitu, amanah atau dapat dipercaya, benar atau jujur,rendah hati, malu, sabar, pemaaf, dll. Sedangkan akhlak yang buruk diantaranya yaitu, pendendam,iri, dengki, hasud, dll.[5]
Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat karakter yang harus dibentuk berdasarkan lingkungan yang ada di sekitarnya,. Untuk itu, dibutuhkan pendorong dalam pembentukan karakter tersebut. Salah satunya yaitu dengan mengansumsikan seorang anak dalam pondok pesantren. Karena dalam era saat ini pondok pesantren tidak hanya sebagai sarana islamisasi, namun sebagai pencetak kader ulama.
Dalam karakter juga terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini akhlak memiliki lima jangkauan sebagai berikut.(i) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalm hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa, (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.

B.     Konsep Dasar Karakter
Lickona mengemukakan bahwa karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan tiga konsep tersebut, dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan.[6]
Lickona pun menjelaskan bahwa konsep moral memiliki beberapa komponen, yaitu: kesadaran moral, pengetahuan nilai moral, pandangan ke depan, penalaran moral, pengambilan keputusan, dan pengetahuan sendiri.
Sedangkan sikap moral memiliki komponen tersendiri yaitu:
1.      Kata hati
Kata hati atau biasa disebut dengan hati nurani dapat mengetahui dan menerapkan cara bertindak yang benar. Hati nurani yang kuat adalah suara hati yang membantu kita membedakan hal yang baik dan yang buruk. Ini adalah landasan yang kuat untuk mencapai kehidupan yang baik dan beretika.

2.      Rasa percaya diri
Rasa percaya diri adalah rasa yang muncul dari efek yang kita kerjakan apabila hal yang kita kerjakan adalah hal yang baik. Dan rasa ini menghasilkan suatu kepuasan dan semangat tersendiri melalui hal yang baik. Dan sebaliknya apabila kita melakukan sesuatu yang tidak baik, maka secara spontan kita akan menjadi pesimis dan juga malu.

3.      Empati
Empati adalah memahami dan merasakan kekhawatiran orang lain. Empati merupakan inti emosi moral yang membantu sesweorang memahami perasaan orang lain. Sehingga emosi yang kuat mendorong seseorang untuk bertindak benar, karena bias melihat kesusahahn orang lain. Dan dari adanya sikap tersebut akan mencegah melakukan hal yang dapat melukai orang lain.
4.      Cinta kebaikan
Cinta kebaikan akan menimbulkan dan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan dan perasaan orang lain. Sehingga dengan membiasakan perbuatan cinta kebaikan akan menikmati betapa indahnya kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain.

5.      Pengendalian diri
Pengendalian diri adalah mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan dari dalam maupundari luar, sehingga dapat bertindak dengan benar berdasarkan hati nurani. Dan dapat menahan diri dari hawa nafsu sehingga dapat berbuat sesuai hati dan pikiran.

6.      Dan kerendahan diri
Rendah diri disini bukanlah kita merendahkan martabat di depan orang lain, melainkan menghargai orang lain dengan berlaku sopan dan baik atau sering disebut dengan rasa hormat. Rasa hormat ini adalah yang mendasari suatu tata karma. Apabila kita ingin dihargai kepada orang lain sebagaimana kita mengahargai orang lain, maka kehidupan didunia ini akan bermoral.
Perilaku moral terdiri dari komponen:
1.      Kemampuan
2.      Kemauan
3.      Kebiasaan
Kelengkapan moral yang telah dijabarkan tadi apabila telah dimiliki oleh seseorang maka orang tersebut akan mempunyai pribadi yang tangguh dan kuat, dan akan membentuk karakter yang baik dan unggul.
Dan dari situlah akan terwujud suatu insan yang dapat menjaga diri dan moral yang baik serta dapat dipertanggung jawabkan. Karena dalam masyarakat umumnya, suatu moral yang terdapat dalam diri seseorang akan dikaitksn dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Seperti contoh seorang anak yang telah dididik oleh orang tuanya semenjak kecil dengan mengkonsumsikannya perilaku yang baik . maka lambat laun anak tersebut akan selalu melakukan hal yang baik yang diajarkan oleh orang tuanya. Sehingga masyarakat menilai perilaku tersebut adalah perilaku yang baik dan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Untuk itu dari konsep dasar yang telah dijabarkan tadi, dapat dipraktekkan dan di sebarkan dalam masyarakat sekitar kita guna menjadi penerus bangsa yang berkarakter dan bermoral dengan baik dan juga dapat membuahkan hasil yang baik pula.
Konsep dasar karakter di Indonesia, terdapat konsep dasar yang masih alami, yaitu yang pertama konsep dasar  menurut adat dan kebudayaan, seperti halnya adat di jawa. Di jawa sangat banyak karakter yang harus di sebar luaskan, yaitu seperti halnya wewarah yang sering dilakukan orang tua kepada anaknya guna untuk mendidik karakternya. Dan juga biasanya terdapat dalam lagu daerah. Misalnya yaitu lagu sluku-sluku bathok.
 Yang kedua yaitu, konsep dasar karakter menurut agama. Di Indonesia terdapat berbagai agama karena banyaknya suku dan adat. Untuk itu banyak pula konsep dasar yang dijadikan panutan di setiap agama tersebut. Misalkan agama islam, pasti akan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, dan sebagai uswatun hasanah yaitu nabi Muhammad Saw yang telah menjadi pemimpin umat islam seluruhnya. Berbeda dengan penganut agama Kristen yang lebih berlandaskan dengan kitab injilnya. Dan sedangkan agama hindu akan berlandaskan dengan buku pegangan umat tersebut yaitu buku yang berjudul hak asasi manusia dalam Hindu yang mengutip sejumlah surat dalam Yajurveda, dll.

KESIMPULAN

     Karakter adalah mengenai sesuatu yang ada dalam diri seorang manusia yang menyebabkan orang tersebut dapat disifati yang dilakukan secara berulang kali dan tanpa paksaan atau tanpa disengaja.
Akhlak menurut sifatnya terdiri dari berbagai macam sifat, diantaranya yaitu akhlak yang baik(mahmudah), akhlak yang buruk(madzmumah). Akhlak yang baik diantaranya yaitu, amanah atau dapat dipercaya, benar atau jujur,rendah hati, malu, sabar, pemaaf, dll. Sedangkan akhlak yang buruk diantaranya yaitu, pendendam,iri, dengki, hasud, dll.
Dalam karakter juga terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini akhlak memiliki lima jangkauan sebagai berikut.(i) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalm hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa, (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar. karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan tiga konsep tersebut, dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan.












DAFTAR PUSTAKA


Agus wibowo, Pendidikan Karakter,(Yogyakarta: pustaka pelajar, 2012),
Dr. Zubaedi,M.Ag, Desain Pendidikan karakter(Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2012),
Muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter(bandung:Remaja Rosda Karya,2012),
Muhammmad arif, pesantren salaf basic pendidikan karakter(Kediri:STAIN kedriri press, 2012),
Pengertian karakter bersumber dari www.Educationplanner.org


[1] Agus wibowo, Pendidikan Karakter,(Yogyakarta: pustaka pelajar, 2012), hlm 27
[2] Agus wibowo,ibid,………hlm 35
[3] Pengertian karakter bersumber dari www.Educationplanner.org
[4] Muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter(bandung:Remaja Rosda Karya,2012), hlm43
[5] Muhammmad arif, pesantren salaf basic pendidikan karakter(Kediri:STAIN kedriri press, 2012),hlm 7
[6] Dr. Zubaedi,M.Ag, Desain Pendidikan karakter(Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2012), hlm 29

1 komentar:

  1. How to Play Baccarat, by Placing Your Baccarat
    Baccarat is a popular variation 샌즈카지노 of baccarat that combines a number of wagers, including traditional choegocasino American and 바카라 사이트 European wagers.

    BalasHapus